WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM – Pemkab Wonosobo siap bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak demi mewujudkan kawasan Dieng sebagai Geopark. Adanya 10 titik heritage milik Kabupaten Wonosobo dan 13 titik heritage milik Pemkab Banjarnegara, maka sudah semestinya meletakkan ego personal dan sektoral.
“Komunikasi harus intensif, juga harus mampu meletakkan kepentingan personal, ego sektoral serta membangun visi yang jauh kedepan demi terjalinnya kerjasama yang sinergis dan kolaboratif, khususnya antara kami di Kabupaten Wonosobo dengan teman-teman di Pemkab Banjarnegara,” ungkap Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat saat membuka seminar pengembangan Geopark Dieng Jawa Tengah di Pendopo Kabupaten, Selasa (8/11).
Hadir dalam seminar tersebut, OPD terkait dan stakeholder kawasan Dieng dari 2 kabupaten serta narasumber pakar geologi UGM, Agus Hendratno dan Koordinator Minerba Panas Bumi dan Kegiatan Strategis Geopark Direktorat Sumber daya Energi Mineral Pertambangan Bappenas RI, Togu Pardede.
Menurutnya, perlu membangun kebersamaan dengan banyak pihak, termasuk sinergi antara Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara. Hal untuk mencapai tujuan mengembangkan kawasan wisata unggulan seperti kawasan Dieng.
Kawasan Dieng, ada 10 titik heritage milik Kabupaten Wonosobo dan 13 titik heritage milik Pemkab Banjarnegara telah diputuskan Presiden Indonesia menjadi salah satu kawasan strategis pariwisata nasional sehingga memerlukan pengelolaan yang apik oleh seluruh stakeholder terkait.
“Syarat-syarat menjadi Geopark, yaitu terpenuhinya unsur Geodiversity, Biodiversity serta Culture Diversity telah dimiliki Dieng, sehingga untuk menjadi Geopark Global pun semestinya siap agar kedepan proyeksi untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata dunia juga dapat diwujudkan,” katanya.
Selaku pimpinan daerah, Afif juga mengaku siap untuk membangun kerjasama, termasuk bertukar ide, inovasi dan kreasi dengan Banjarnegara dengan sebaik-baiknya, agar Dieng sebagai warisan bumi nan menawan benar-benar mampu tampil optimal sebagai geopark yang multi fungsi.
Sementara itu, Koordinator Minerba Panas Bumi dan Kegiatan Strategis Geopark Direktorat Sumber daya Energi Mineral Pertambangan Bappenas RI, Togu Pardede menyambut positif kesiapan Bupati Wonosobo untuk secara sinergis kolaboratif dengan semua pihak untuk mewujudkan geopark Dieng.
Togu yang menjadi salah satu pembicara kunci dalam seminar digelar hybrid, luring dan daring tersebut mengakui kawasan Dieng berpeluang untuk menyusul 6 Global Geopark lain yang saat ini dimiliki Indonesia.
“Keunikan Dieng yang memiliki unsur Geodiversity, Biodiversity serta Culture Diversity jelas akan mampu mengungkit daya tarik bagi wisatawan, tidak hanya domestik, melainkan juga wisatawan mancanegara,” jelasnya.
Dengan adanya komitmen dua Pemerintah Kabupaten untuk bersinergi membangun kawasan yang juga dikenal dengan Negeri Para Dewa itu, Togu meyakini upaya mewujudkan Geopark tinggal selangkah lagi.
Terwujudnya Geopark Dieng yang telah digagas cukup lama, ditegaskan Togu tidak hanya akan menjadi branding kuat bagi pariwisata, melainkan juga untuk pusat ilmu pengetahuan, penelitian hingga daya tarik investasi.
“Contoh negara-negara yang sukses dengan Geopark, ada tetangga kita Malaysia. Global Geopark Langkawi mampu menghadirkan wisatawan sebanyak 3,6 Juta setahun. Kemudian China 67 juta setahun, Spanyol 50 juta setahun dan Jerman dengan 6 Geopark berhasil menarik 56 juta wisatawan per tahun. Ini tentu devisa yang besar bagi Negara serta berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” terangnya.
Indonesia, saat ini baru mampu menarik 15 juta wisatawan per tahun. Salah satunya karena kurangnya promosi Unesco Global Geopark (UGG p), sehingga adanya Geopark Dieng dimungkinkan bakal merubah peta promosinya demi menggenjot jumlah wisatawan mancanegara. (gus)