MAGELANGEKSPRES.COM, SECANG – Tiga santri dari Ponpes Al Huda Anak Tahap Remaja (Antara) Karanggeneng Payaman Kecamatan Secang yang mewakili PAC Pagar Nusa setempat berhasil menjadi juara pertama dalam Kejuaran Cabang (Kejurcab) II Pagar Nusa Kabupaten Magelang di Pendopo Manunggal PCNU Kabupaten Magelang belakangan ini.
Mereka adalah Bayu Agung Mahendra (tunggal kategori remaja), lalu Zidan Fatkhul Faqih dan Oki Dwi Bryan Nugroho (ganda kategori pra remaja).
“Satu kebahagiaan tersendiri atas prestasi yang diraih santri-santri. Ini sebagai bukti di pesantren selain dibimbing ilmu agama juga ketahanan tubuh berupa olah raga,” kata Pengasuh Ponpes Al Huda Antara, Kiai Ahmad Musyafa kemarin.
Untuk mencapai hal itu tidaklah mudah. Butuh perjuangan matang. Satu minggu dua kali latihan untuk pra remaja, Sabtu dan Minggu sore. Sedangkan untuk level remaja dewasa satu minggu satu kali pada Kamis malam.
“Dengan prestasi yang diraih, semoga bisa menjadi sebab lebih senang dan semangat dalam mencari ilmu dan berkhidmah syiar Islam,” tambahnya.
Dalam kejuaraan tersebut diikuti 130 atlet. Dalam tahap seleksi yang didiskualifikasi ada 20. Yang masuk seleksi 110. Lolos final 27 atlet. Mereka berasal dari PAC Pagar Nusa di wilayah Kabupaten Magelang. Seperti dari Grabag, Mertoyudan, Tempuran, Kajoran, Kaliangkrik, Secang, Borobudur. Lalu dari Rayon Pagar Nusa Mambaul Huda Kaliabu dan Sabiluttaqwa Beseran. Sedangkan yang dari Ranting Pagar Nusa dari Purwosari Salaman.
Baca Juga
Panitia Imlek Nasional Bagikan Beras dan Masker
“Yang dari Ponpes Al Huda Antara, mereka yang dipilih, Bayu sudah pengalaman di bidang bela diri di Pagar Nusa. Zidan dan Oki Dwi peluang dan usia memenuhi. Dari sisi gerakan lebih unggul dibanding yang lain,” Asisten Pelatih PAC Pagar Nusa Secang, Ahmad Badawi.
Dalam kejuaran itu, dari ponpes tersebut didampingi Muhamad Wahyu dan Muhamad Irfanuddin selaku oficial dari PAC Pagar Nusa Secang termasuk pengasuh pondok.
Ketua Panitia Alfian Eka Cahya mengatakan pada tahapan kejuaraan tersebut, seleksi dilakukan secara virtual. Baru pada grand final dilakukan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Seperti memakai masker, cuci tangan, hingga jaga jarak.
“Kejuaraan digelar untuk mencari bibit-bibit serta menyaring atlit pencak silat di lingkup NU. Ini juga kegiatan tahunan. Aspek yang dinilai ada kebenaran gerakan, kemantapan, penghayatan, stamini, ketepatan waktu,” katanya. (rls)