WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM– DPRD Kabupaten Wonosobo meminta semua pihak untuk memperkuat upaya penyelamatan lingkungan. Pasalnya keberlangsungan hidup manusia sangat tergantung dengan kondisi lingkungan saat ini, jika lingkungan rusak maka kualitas hidup manusia menurun.
“Hujan deras lebih dari tiga jam langsung longsor dan banjir, itu artinya kondisi lingkungan kita sudah cukup mengkhawatirkan,” ungkap Wakil Ketua DPRD, Agus Riyadi, kemarin.
Menurutnya, kerusakan lingkungan di Wonosobo, utamanya di daerah kaki gunung karena adanya eksploitasi pola pertanian yang tidak ramah lingkungan, galian c liar serta pola pemukiman yang tidak melihat aspek tata ruang yang benar.
“Selain itu, saluran drainase ataupun anak sungai di sekitar kita juga dalam kondisi yang rusak sehingga tidak mampu menampung air hujan,” katanya.
Dijelaskan, banjir yang terjadi beberapa waktu lalu telah mengakibatkan sejumlah pemukiman terendam. Bahkan jalan Dieng sempat mengalami kemacetan lantaran ketinggian banjir nyaris setinggi lutut orang dewasa.
“Kami kira itu warning untuk kita semua, agar lebih perhatian terhadap kondisi alam dan fungsi-fungsi sungai serta drainase,” ucapnya.
Kepala BPBD Wonosobo, Bambang Triyono mengatakan, hujan deras dengan intensitas tinggi telah mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Wonosobo. Bahkan hujan telah mengakibatkan pemukiman dan jalan terendam air dan mengakibatkan satu unit sepeda motor hilang terbawa air.
“Banjir tidak hanya terjadi di satu titik. Derasnya hujan selama sekitar dua jam membuat sungai dan drainase meluap. Jalan-jalan dan pemukiman penduduk pun terendam,” katanya
Titik banjir berada di wilayah Kecamatan Garung, Kampus Unsiq II Krasak Mojotengah, Perum Permata Hijau dan Mudal Kecamatan Mojotengah serta Semagung dan Kalianget Kecamatan Wonosobo.
“BPBD, relawan dan bidang SDA DPUPR melakukan upaya penutupan saluran Wanganaji serta membersihkan sejumlah saluran drainase,” katanya.(gus)