WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID – Upaya untuk memperbaiki gizi pada kalangan peserta didik, sekitar 700 pelajar SMA N 1 Kertek Kabupaten Wonosobo mengikuti kampanye Gerakan Nasional Aksi Bergizi. Kampanye tersebut menjadi rangkaian memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-58 di halaman sekolah setempat.
“Kegiatan aksi bergizi tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki gizi pada kalangan peserta didik yang sebelumnya telah kami laksanakan di SMP N 2 Selomerto yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin. Hasilnya lebih dari 50% siswa menderita anemia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dr Riyatno, Rabu (9/11/2022).
Menurutnya, bentuk kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi 2022 tersebut diantaranya, pemberian tablet penambah darah, aktivitas fisik senam, serta sarapan bersama.
Saat sesi sarapan bersama, tambah Riyatno, pemberian gizi seimbang dalam piringku terdapat lima komponen penting yaitu, makanan pokok berupa nasi atau sagu, lauk pauk, buah-buahan, sayuran yang harus dikonsumsi setiap harinya agar di dalam menuntut ilmu pengetahuan peserta didik mendapatkan energi dan kalori yang cukup.
“Sebelum sarapan, mari mencuci tangan terlebih dahulu dengan menerapkan enam langkah yang benar kemudian berdoa, jangan lupa menjaga hidrasi atau kecukupan air minimal mengonsumsi 8 gelas dalam sehari sehingga peserta didik semua mendapatkan energi dan kalori untuk beraktivitas,” pintanya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan, Gerakan Nasional Aksi Bergizi Kabupaten Wonosobo 2022, menjadi sumber inspirasi bagi warga Wonosobo khususnya sekolah karena menyasar di semua lembaga pendidikan SMP dan SMA se-Wonosobo.
Afif juga meminta pelajar sebagai generasi penerus bangsa yang cerdas lahir batin didorong untuk mengikuti semua pelajaran yang diberikan oleh gurunya masing-masing.
“Sekolah menjadi arah untuk mewujudkan cita-cita emas kalian, saya berpesan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya agar mendapatkan pilihan yang tepat dalam menggapai cita-cita,” ujarnya
Pada kesempatan yang sama, Penyuluh Anemia dr Bowo mengatakan, remaja Wonosobo diminta untuk bebas dari anemia. Berkiblat pada seorang remaja putri yang kekurangan gizi dan anemia kemudian langsung menikah dan hamil pada kondisi kekurangan gizi dan anemia pula.
“Saat melahirkan, bayinya tumbuh menjadi balita stunting. Balita stunting dapat disebabkan karena remaja yang kekurangan gizi dan anemia,” katanya.
Menurutnya, gejala anemia mencakup istilah 5L yaitu, lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai dengan kondisinya terlihat pucat. Akibatnya, konsentrasi dan fokusnya menurun.
Selain itu, juga daya tahan tubuhnya menurun dan mudah terserang penyakit terutama pada remaja putri karena lebih banyak membutuhkan zat gizi 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibandingkan remaja putra, serta banyak mengalami menstruasi.
“Upaya untuk mencegah anemia antara lain, olahraga, makan makanan bergizi isi piringku yang lengkap, banyak minum air putih, saya tekankan remaja putri harus minum tablet tambah darah sehingga kebutuhan zat gizinya tercukupi dan akan menurunkan angka stunting yang baru,” pungkasnya.(gus)