MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.ID – Gunung Merapi masih memuntahkan awan panas hingga saat ini, Senin, 13 Maret 2023. Terhitung sejak Sabtu, 11 Maret 2023, sebanyak 60 kali gunung paling aktif di Indonesia tersebut memuntahkan awan panas.
Masyarakat yang tinggal di Magelang dan sekitarnya pun belakangan merasakan cuaca panas tak seperti biasa. Banyak yang bertanya, apakah fenomena kenaikan suhu ini dipengaruhi aktivitas Gunung Merapi?
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Jogjakarta, Nur Hadi menyatakan bahwa fenomena kenaikan suhu udara tidak dipengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
“Tidak ada hubungan dengan aktivitas Merapi,” ujar Nur Hadi, seperti dikutip Antara, Senin, 13 Maret 2023.
Menurutnya, suhu udara panas berasal dari kecepatan angin yang kurang signifikan. Hal ini mengakibatkan sinar matahari lebih banyak turun ke bumi.
Tidak itu saja, awan putih dan abu vulkanik turut mendorong kenaikan suhu udara. Sebab, warnanya yang cenderung dapat memantulkan cahaya sehingga akan memberikan dampak tambahan suhu.
Selain itu, suhu udara panas di atas tanah akan sulit ke luar ke atmosfer jika terhalang ketebalan awan.
“Kalau orang zaman dulu bilang hawa panas itu mau datang hujan ya karena suhu udara di bawah seolah-olah terkurung, tidak bisa bergerak ke atmosfer karena terhalang awan,” kata pensiunan guru di Kota Magelang, Riyanto (63).
Berdasarkan pantauan BMKG, suhu di sebagian besar kawasan di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang masih normal sebesar 30-32 derajat celcius pada siang hari, dan menurun ketika sore hingga malam hari.
BMKG juga meramal, malam nanti sekitar pukul 21.00 WIB, sebagian kawasan Magelang akan turun hujan ringan, dengan kelembapan 90 persen dan suhu udara 27 derajat celcius.
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi telah memuntahkan awan panas guguran sebanyak 60 kali hingga Senin, 13 Maret 2023.
“Tanggal 11-12 Maret 2023, Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng. Hingga saat ini, Senin, 13 Maret 2023 tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam keterangannya.
Berdasarkan pemantauan, ujung luncuran awan panas guguran teramati di sisi barat daya di alur Kali Bebeng. Sedangkan jarak luncur awan panas guguran mencapai 3,7 km dari puncak Gunung Merapi.
“Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak,” imbuhnya.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya lahar dingin. Apalagi saat ini sedang musim hujan, sehingga menaikkan risiko bencana tersebut.
“Seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jawa Tengah, maka BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak,” tuturnya. (*)